Pengamat politik Timur Tengah, Ali Munhanif membahas penyebab Qatar dimusuhi. Negara tersebut dianggap mempunyai kekuatan ekonomi politik baru di Timur Tengah.
"Ada juga monarki konservatif serta monarki yang tereformasi. Qatar tergolong monarki yang tereformasi," jelas Ali saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/6/2017).
Ali juga berbicara sikap politik internasional Qatar acap kali tak sama dengan negara-negara Arab lainnya. Umpama keberpihakan Qatar terhadap Iran.
Negeri Para Mullah kerap tak sama pandangan politik dengan negara Timur Tengah lain. Berbagai kali, Iran memberi tau kritik keras terhadap kebijakan Saudi.
Sebab sikap politik Qatar tersebut, Ali menonton perbuatan tersebut sebagai pemicu kekhawatiran negara-negara Arab. Kecemasan ini mereka kualitas bisa mengancam eksistensi sistem monarki konservatif.
"Qatar diperhatikan dengan cara utama, ada kekhawatiran rezim konservatif di Teluk. Kalau dibiarkan, Qatar bakal mendorong adanya Arab Spring jilid dua," ucap dia.
Telah ada sembilan negara memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Awalnya merupakan negara ceo Raja Salman, yaitu Arab Saudi yang terlebih dahulu yang "memusuhi" Qatar.
Sejumlah negara semacam Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Yaman, Libya, Maladewa, Mauritius, serta Mauritania mengambil langkah serupa.
Semua negara ini mempunyai argumen serupa memutus hubungan diplomatik dengan negara kecil itu, yakni untuk melindungi rakyatnya dari terorisme serta ekstremisme. (Lisza Egehem)
Baca juga:
Advertisement
// kode Iklan yang sudah diparse, letakkan disini
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.