AkuIslam.Id - Aneh tapi nyata. Itulah ungkapan warga menyaksikan keanehan pemakaman Ali, warga Jakarta. Betapa tidak, saat jenazahnya sudah ada di liang kubur, mendadak amblas bersama papan dan tanah makamnya. Adakah keanehan itu terkait dengan dosa di masa hidupnya? Inilah kisahnya.
Ilustrasi |
Peristiwa aneh bin mistis sempat membuat susah warga Menteng Atas, Jakarta Selatan. Betapa tidak, jenazah pria yang biasa dipanggil Ali itu amblas ditelan bumi di Pemakaman Casablanca. Kok bisa?
Awalnya, memang tidak sedikit orang yang geleng-geleng kepala, seakan ragu akan kenyataan aneh itu. Tapi, menurut Sarbini (60), penjaga Pemakaman Casablanca, dengan rinci mengisahkan bahwa kejadian itu benar-benar ia saksikan sendiri. Waktu itu, Selasa 26/11/2013, ia dan para pengubur jenazah sudah memasukkan jenazah Ali ke dalam liang kubur. Selanjutnya, ia pun memasang kayu dan papan untuk membatasi jenazah Ali.
"Setelah itu kan diazani dan didoakan. kita-kita sudah ada di atas makamn dan akan menimbun tanah makannya itu. Eh ternyata, tanah yang di dalam itu amblas," urai Sarbini.
Kegaduhan pun mewarnai prosesi pemakaman. Tidak biasanya tanah di lokasi makam itu amblas. Selain itu, Sarbini sudah memastikan sebelumnya, tanah makam tersebut baik-baik saja, apalagi tidak ada tanda-tanda akan amblas.
"Kayu-kayunya juga ikut amblas," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, mau tidak mau, Sarbini dan teman-teman sesama penggali kubur pun harus menggali lagi jenazah Ali yang terkubur itu.
"Ya terpaksa menggali lagi, kan jenazahnya amblasnya dalam banget," tegas Sarbini
Awalnya Sarbini berpikir kalau jasad Ali jatuh tidak begitu dalam dari permukaan tanah makam yang sudah di gali. Tapi, di luar dugaan ternyata jenazah Ali jatuh sangat dalam. Akibatnya, penggalian tanah memakan waktu cukup lama sehingga prosesi pemakaman menjadi tertunda, lantaran jasadnya masih belum ditemukan.
"Penggalian lubang ini memakan waktu hingga satu jam lebih. Pelayatnya ya pada bali pulang. Paling-paling hanya tersisa keluarganya saja nungguin sampai penguburan Ali selesai," kata Sarbini menambahkan.
UANG HARAM
Prosesi pemakaman Ali yang aneh tentu saja menjadi tanda tanya sebagian orang. Ali meninggal di usia yang cukup muda dan belum menikah. Menurut Pipit (32), kakaknya, Ali meninggal karena kanker tumor otak yang mencengkeramnya sejak ia berusia 22 tahun. Pipit mengatakan bahwa adiknya tersebut terhenti kuliah pada pertengahan semester lantaran sakit dan tidak bisa melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Akhirnya Ali lebih memilih melanjutkan pekerjaan ayahnya sebagai pemilik usaha bengkel dan bahan bangunan.
Pipit mengisahkan, awalnya usaha tersebut memang dibangun ayahnya di Cirebon. Namun, di tahun 1991, usahanya berkembang dan meluas sampai kawasan Jakarta. Tapi, lanjut Pipit, ada yang membuatnya resah. Selain usaha tersebut, sang ayah ternyata menjalankan bisnis renten alias jadi rentenir.
"Tapi, yang saya sayangkan, mengapa dia (Ali) meniru ngerenten (jadi rentenir) begitu," tutur Pipit.
Pipit dan keluarganya yang lain pun berusaha mengingatkan Ali agar tidak seperti itu. Tapi, nasihat hanya sebatas nasihat, Ali tetap keukeh (ngotot) mencari uang dengan cara yang haram seperti itu.
"Bunganya gede sekali. Pernah ada warga Manggarai disita rumahnya karena tidak bisa mengembalikan utang dan bunganya yang mencekiki itu," lanjutnya.
Tak hanya itu, lanjut Pipit, pernah juga sampai menyita kendaraan pribadi orang lain, bahkan sampai menyita tanah orang yang gagal membayar tunggakan utang dan bunganya.
"Pernah juga ia berurusan dengan pihak kepolisian karena menyewa bodyguard untuk menghajar orang yang tidak bisa membayar utangnya," terang Pipit.
KOMA DUA MINGGU
Meski sudah dilarang, usaha Ali seolah tak terbendung. Tak butuh waktu lama, usahanya jadi besar dan sukses meraup rupiah yang banyak. Namun, ketika di puncak kesuksesannya, Ali tiba - tiba jatuh pingsan. Gejala sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. padahal, sebelumnya ia sudah berulang kali keluar-masuk rumah sakit.
"Waktu itu parah banget, dia sampai koma dua minggu di rumah sakit di daerah Gatot Subroto," terang Pipit.
Waktu pun terus bergulir, Ali terus tergerogoti oleh sakitnya. Berbagai usaha sudah dicoba, namun kesembuhan tak juga menjumpainya. Bahkan yang terjadi, sakitnya semakin parah, sudah stadium tinggi hingga merenggut nyawanya, Senin (25/11/2013) yang lalu.
"Kami sedih, dia mati tapi belum sempat tobat. Saya sudah seringkali membisikkan syahadat di telinganya, tetap saja ia tidak sadar dan tidak bisa menirukan apa yang saya katakan. Tapi, kami tetap berdoa semoga almarhum diampuni dosanya oleh Allah SWT," pungkas Pipit
Baca juga:
Advertisement
// kode Iklan yang sudah diparse, letakkan disini
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.