AkuIslam.Id - Bermula dari mimpi saat tidur yakni berangkat ke Tanah Suci, ternyata benar-benar jadi kenyataan. Bahkan dua kali muslimah asli kelahiran Bangkalan, Madura, tersebut bisa melihat Kakbah. Yang pertama saat haji pada tahun 2001, kemudian saat umrah tahun 2016. Tak heran. Sebab Djumaiyah istiqomah berzikir.
Ilustrasi |
HJ Rahman Djumaiyah siang itu masih terus memandangi Alquran pemberian jamaah Turki. Jika memegang Alquran tersebut dia lantas teringat kenangan indah saat bertemu di Baitullah. Muslimah kelahiran tahun 1958, ini juga baru saja berangkat umrah 7 Desember 2016 lalu.
Dia bercerita, kenangan terindah saat itu yakni ketika diberi Alquran oleh jamaah yang berasal dari Turki. Padahal saat itu rekan serombongannya juga berada di samping Djumaiyah, tapi tidak mendapatkannya. Menurutnya, apa yang diterimanya tersebut merupakan sebuah berkah yang dirasakan langsung.
"Ini berkah dari Allah. Saya disana sering diberi sesuatu oleh jamaah dari negara lain. Malah saya heran dan bertanya, loh, lainnya kok ga dikasih? Gitu kata saya waktu itu," cerita muslimah asap Pulau Garam ini.
Apa yang dirasakan Djumaiyah ketika melihat Kakbah menjadi hal yang paling menakjubkan di dunia ini. Perasaan haru, tangis dan bahagia bercampur aduk. Terhitung sudah dua kali Djumaiyah menginjakkan kaki di Tanah Suci. Yang pertama ketika dirinya berangkat haji bersama sang suami, H Ali Patra Inglas pada tahun 2001 silam.
Kala itu, kondisi Masjidilharam tidak sesak. Padahal kata jamaah lain, kepadatan jamaah yang berada di depan Kakbah menjadikan situasi semakin sesak. "Saya merasa itu tidak sesak. Bahkan nyaman sekali beribadah," kenangnya.
MIMPI LIHAT KAKBAH
Waktu haji, ada salah satu doa yang terus menerus di panjatkan Djumaiyah. Dia ingin Allah memanggilnya lagi untuk bertemu. Rupanya memang benar-benar mustajab doa orang pergi haji. Itu terbukti setelah belasan tahun kemudian, Djumaiyah tak menyangka menginjakkan kaki dan berdoa di tempat yang sama lagi.
"Salah satunya ya pingin dipanggil lagi kesini. Eh, lha kok ternyata akhirnya bisa umrah dengan mudah. Doa dan mimpi saya ini dikabulkan Allah SWT. Masya ALlah, senang sekali saya," imbuhnya.
Sepenggal kisah Djumaiyah ini ada yang istimewa. Sebab, jauh sebelum dirinya menginjakkan kaki di Kakbah untuk kali kedua, dia pernah bermimpi. Djumaiyah bermimpi naik pesawat menuju ke Tanah Suci. Dalam mimpi itu, dia kembali menginjakkan kaki di Tanah Suci untuk kali kedua. Tempat dia berdiri persis saat dia berdiri di depan Kakbah saat haji. Tak hanya itu, dalam mimpi Djumaiyah, dia juga sempat di Raudha. Di situ dia berdoa agar bisa terus dipanggil Allah menuju Baitullah.
Kemudian mimpinya berlanjut bertemu dengan jamaah rombongan bersama rekan-rekan sejawatnya. Kemudian dia berjalan menuju hotel bintang lima yang berada di depan Kakbah. Bahkan, Djumaiyah juga menyempatkan untuk membeli tasbih.
"Ternyata mimpi itu persis yang saya alami saat umrah kemarin. Sama persis. Dimana hotel yang saya lihat, teman-teman rombongan yang ketemu saya, juga tasbih yang saya beli," tegas dia.
ISTIQOMAH BERZIKIR
Kemudahan yang diberikan Allah menurut Djumaiyah lantaran dirinya Istiqomah menjalankan shalat Tahajud. Dia bercerita, suatu kali dirinya sedang sowan ke kiai di daerahnya. Dari sana, Djumaiyah disarankan agar istiqomah shalat Tahajud dan terus berzikir.
"Sarannya itu biasakan wiritan 1000 kali sama terus istigfar. Terus jangan lupa untuk shalat malam," katanya.
Ternyata tak sia-sia. Dua kali menjadi tamu Allah di karenakan istiqomah berzikir. Keseharian Djumaiyah ketika di Surabaya rupanya terbawa sampai di sana. Ibu tiga anak ini, di kampungnya dikenal sebagai pemandu lansia. Ketika menjalankan ibadah haji pun, hati Djumaiyah tergerak untuk memandu jamaah lansia.
Dari situlah bermula rangkaian kisah yang membuat Djumaiyah terenyuh. Mula-mula dia memandu seorang jamaah lansia kemanapun beribadha. Semakin lama, jamaah-jamaah lansia dari negara lain pun juga mendekat dan memohon kepada Djumaiyah. Menakjubkannya Djumaiyah sampai memandu jamaah lain yang jumlahnya bisa mencapai satu rombongan.
"Jadi banyak sekali jamaah lansia yang saya pandu. Padahal saya saat itu juga bukan pemandu haji. Sampai yang lain itu pada keheranan," ungkap Djumaiyah.
Itulah yang membuat Djumaiyah bersyukur karena tak hanya di Indonesia saja, tapi juga saat haji pun dia bisa membantu lansia. Namun apa balasan dari Allah? Seperti janji Allah, bahwa sekecil apapun perbuatan baik seseorang, pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Mulai dari kesehatan, kelancaran rezeki, dan doa - doa yang dipanjatkan, semuanya dikabulkan Allah. "Alhamdulillah mungkin ini berkah ketika kita ikhlas membantu orang lain." tandasnya.
Baca juga:
Advertisement
// kode Iklan yang sudah diparse, letakkan disini
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.