AkuIslam.Id - Suatu hari, Mubarok, pemuda yang juga seorang budak penjaga kebun hampir saja dipecat karena kemarahan sang majikan. Namun, setelah mengetahui bahwa budaknya adalah seorang yang jujur, Mubarok justru mendapat berkah. Ia dinikahkan dengan anak gadis si majikan.
Ilustrasi ( Foto@kisahhikmah.com ) |
Dulunya, Mubarok adalah seorang karyawan yang pernah bekerja di sebuah kebun milik seorang majikan yang juga salah seorang saudagar dari Hamdzan. Ia tinggal di sana beberapa lama. Suatu ketika, saat masih bekerja, majikannya datang kepadanya dan mengatakan, "Hai Mubarok, aku ingin satu buah delima yang manis," katanya.
Mubarok pun bergegas menuju salah satu pohon dan mengambilkan delima darinya. Setelah diberikan dan dicoba oleh sang majikan, ternyata buah delima tersebut masih asam. Sang majikan pun murka sambil berteriak, "Aku minta yang manis malah kau beri yang masih asam! Cepat, ambilkan yang manis!" bentaknya lagi.
Mubarok pun beranjak ke kebun dan memetik lagi satu delima dari pohon yang lain. Setelah di pecah oleh sang majikan, ternyata rasanya sama, asam. Kontan, majikannya semakin naik pitam alias marah. Majikan Mubarok langsung memerintahkannya untuk mencari delima yang manis lagi.
MENUNGGU IZIN
Sampai berikutnya, delima yang diambil Mubarok masih asam. ia melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya, majikannya mencicipinya lagi. Ternyata, masih juga yang asam rasanya. Saking marahnya, majikan tersebut ada niatan untuk memecat anak buah yang menurutnya tak becus ini. Kemudian majikannya bertanya, "Kamu ini apa tidak tahu; mana yang manis mana yang asam?"
Mubarok menjawab, "Tidak."
"Bagaimana bisa seperti itu?" bentaknya lagi makin emosi.
"Sebab, aku tidak pernah makan buah dari kebun ini sampai aku benar-benar mengetahui kehalalannya," kata Mubarok serba salah.
"Kenapa engkau tidak mau memakannya?" tanya majikannya lagi.
"KArena Anda belum mengizinkan saya untuk makan dari kebun ini," jawab Mubarok.
Pemilik kebun pun terheran-heran dengan jawabannya itu. Tatkala ia tahu akan kejujuran budaknya ini, ia pun diam-diam mengaguminya. Dalam hatinya ia berpikir, sungguh baik hati dan akhlak budak ini. Terbesit dalam hatinya untuk memberi hadiah atau penghargaan kepada budaknya.
"Wahai Mubarok, menurutmu siapa yang pantas memperistri putriku ini," tanyanya.
KAGUM
Mendapat pertanyaan itu, Mubarok bingung juga. Ia memang mendengar bahwa majikannya punya seorang anak yang cantik. Sudah tak terhitung berapa pria melamarnya. "Dulu orang-orang jahiliyah menikahkan putri-putri mereka lantaran keturunan.
Orang Yahudi menikahkan karena harta, sementara orang nasrani menikahkan karena keelokan paras (cantik), dan umat ini menikahkan karena agama," jawab Mubarok.
Sang majikan kembali dibuat takjub dengan pemikiran Mubarok. Dengan sejuta kekaguman itu, sang majikan pun pulang ke rumahnya. Dengan cepat, ia pun menemui istrinya. Dengan muka berseri, lelaki itu pun berkata, "Tidak ada yang lebih pantas untuk putri kita ini selain Mubarok."
Terbelalaklah mata sang istri. Ia tak menyangka suaminya akan menikahkan anaknya dengana nak buah penjaga kebunnya. Seolah mengetahui keresahan istrinya, pria kaya itu mengisahkan apa yang ia alami bersama Mubarok.
Dengan rasa heran yang sama, sang istri pun setuju dengan pendapat suaminya. Ia bahkan merasa sangat bersyukur, akhirnya ada juga jodoh yang cocok untuk putrinya, "Alhamdulillah, insya Allah inilah jodoh dari Allah untuk putri kita," imbuhnya.
Tanpa berpikir terlalu lama, keduanya berangkat ke kebun. Dengan tanpa ragu-ragu, keduanya pun meminta Mubarok menikahi putrinya. Singkat cerita, Mubarok tak bisa menolak keinginan majikannya. Dengan pesta yang meriah, ia pun menikahi putri sang majikan yang cantik jelita. Kehidupan pasangan itu sangat bahagia, Allah memberinya berkah pada rezeki mereka.
Baca juga:
Advertisement
// kode Iklan yang sudah diparse, letakkan disini
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.